Kata
guru, memiliki definisi demikian luas. Orang-orang India, Cina, dan Mesir
memosisikan guru sebagaimana imam/ orang yang demikian dihormati. Ucapan dan
tindakan mereka dijadikan rujukan dalam keseharian masyarakatnya. Penganut
agama Hindu bahkan mengumpamakan guru sebagai sebuah kuil berisi pengetahuan
sebagai panduan spiritual/ kejiwaan pengikutnya. Ini hampir sama oleh pengikut
ajaran Budha, mereka memandang guru sebagai titisan dewa demi mengarahkan pada
jalan kebenaran. Secara garis besar, guru disamakan sebagai sebuah simbolitas
kenenaran dan keagungan. Karena itu, keberadaan mereka adalah meluruskan
kesalahan, dan menjaga poros kebenaran.
Langganan:
Postingan (Atom)
Ayo Pulang, Lebaran Tanpa Tetapi!
Seminggu jelang lebaran, telepon terus berdering dari keluarga saya, pun keluarga suami bertanya tentang pulang. Lebaran tahun ini, se...

-
Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lai...
-
Tiada yang salah dengan perpedaan dan segala yang kita punya. Yang salah adalah sudut pandang kita, Yang membuat kita terpisah. B...
-
“Kita tidak bisa menyamakan kopi dengan air tebu. Sesempurna apapun kopi yang kamu buat, kopi tetap kopi, punya sisi pahit yang tak dapa...