Tiada yang salah dengan perpedaan dan segala yang kita
punya.
Yang salah adalah sudut pandang kita,
Yang membuat kita terpisah.
Bagaimana Kartini Mengawalinya?
Kutipan di atas mencoba meluruskan
pikiran-pikiran miring selama ini yang selalu saja memperhadap-hadapkan posisi
perempuan dan laki-laki. Bahwa perbedaan yang ada, entah itu karena alasan nurture (gender) ataukah nature (biologis) bukanlah menjadi
penghalang bagi laki-laki dan perempuan untuk bermitra. Setiap kita memiliki
kesempatan yang sama dalam melakukan aktivitas apapun dalam proses pencerahan
dan kecemerlangan pikiran. Inilah yang membuat Raden Ajeng Kartini termotivasi
untuk melakukan perubahan di kalangan perempuan yang pada saat itu yang sama
sekali tidak memikirkan diri dan partisipasinya dalam transformasi sosial
(emansipasi). Dalam perjalanannya, terlihat bahwa Kartini tidak pernah
menafikan keterlibatan laki-laki sebagai teman seperjuangannya. Ini terbukti
pada potongan tulisan dalam bukunya yang terkenal, Habis Gelap Terbitlah
Terang, “Akan lebih banyak lagi yang
saya kerjakan untuk bangsa ini bila saya ada di samping seseorang laki-laki
yang cakap, yang saya hormati, yang mencintai rakyat rendah sebagai saya juga.
Lebih banyak, kata saya, daripada yang dapat kami usahakan sebagai perempuan
yang berdiri sendiri”.