Rabu, 27 Januari 2016

Who Are You?!

William Stanley Miligan (Billy), nama yang tak asing bukan? Yah, dia adalah orang pertama Amerika yang bebas dari tuntutan segala kejahatannya karena memiliki kepribadian ganda. Kisah nyata inilah yang dimemorikan Daniel Keyes dalam buku "24 Wajah Billy". Ketajaman bercerita Si penulis saat mengangkat setiap karakter dalam diri Billy, membuat adrenalin pembaca novel lawas ini meliuk-liuk. Semisal Arthur yang pandai, Regen Si kuat dan pelindung, Allen Sang pembicara, Tommy Si pandai elektronika, dan sebagainya. Tokoh-tokoh dalam diri Billy silih berganti bermunculan yang membuat kacau dunianya. Beruntung, hadir Sang guru di akhir cerita yang mendamaikan kekacauan itu. Dan Daniel, sukses menjadi pencerita handal. 


Awal menelaahnya, serasa tak percaya. Adakah hal yang demikian. Yah, sosoknya di negara paman sam sana. Itu dulu, tetapi beberapa hari ini, kutemukan sosok yang juga memiliki kepribadian ganda, meski tak sebanyak Billy. Dia seorang wanita yang telah beranjak dewasa. Umurnya kemungkinan sekitar 20 tahun. Setiap hari, dia mengantar 2 keponakannya ke sekolah tempatku mengajar. Uniknya, tidak sebatas mengantar saja, namun dia juga tinggal mengikuti semua alur belajar hingga usai. Termasuk membawa bekal untuk makan bersama. Tak ketinggalan pakaiannya yang selalu disesuaikan dengan warna seragam anak-anak. Menurut guru yang lebih dahulu dariku, ini sudah agak mendingan. Dahulu, dia juga pernah ikut belajar, datang dengan rambut diikat dua plus tas ransel pink bergambar boneka. Dan usianya saat itu telah remaja. Lalu dia vakum beberapa tahun, sebelum kemunculannya sekarang. Ini satu sisi dirinya. Kanak-kanak terperangkap di tubuh dewasanya.
Saat berikutnya, ketika ada waktu luang seringkali dia juga menanti dan melirik kaum adam yang berlalu lalang di depan sekolah. Jika ada yang menyapanya, kegembiraan jelas mewarnai wajahnya. Dia begitu terobsesi mendapatkan "teman laki-laki". Dan kukatakan, kali ini justru keremajaannyalah yang dominan. Ini dunia yang lain.

Saban waktu, masih di sekolah kuketahui bahwa sepulang sekolah, dia "bekerja" di lampu merah seputaran perintis dan Daya tuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sebab ayah dan ibunya telah tiada, dan dia tidak memiliki kemampuan apa-apa selain mengumpulkan rupiah di sana atau memulung barang bekas. Dan ketika dirinya seperti ini, kedewasaanlah pememangnya. Wajah lain muncul pula. Tetapi entah Sang Guru kapan munculnya, sebab tak setiap waktu aku bersamanya.
Kami hanya sebisa mungkin memperlakukannya dengan bijak, sebab kami tak memiliki pengetahuan banyak tentang kepribadian ganda. Billy termasuk sosok yang beruntung karena mendapat terapi di Athens Mental Health Center, dan akhirnya pulih. Namun Si Alma (bukan nama sebenarnya) kukatakan buntung, karena tak memiliki ruang terang selain sedikit celah berangin-angin bersama kami untuk sementara. Dan hanya bisa kukisahkan dalam catatan kecil ini. 

Semoga jalan cahayanya segera berpijar oleh orang-orang yang lebih berpengetahuan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ayo Pulang, Lebaran Tanpa Tetapi!

Seminggu jelang lebaran, telepon terus berdering dari keluarga saya, pun keluarga suami bertanya tentang pulang. Lebaran tahun ini, se...